Cerita dari Desa Hargorejo, Objek Reforma Agraria yang Menumbuhkan Harapan Warga Kulon Progo
![]() |
| Cerita dari Desa Hargorejo, Objek Reforma Agraria yang Menumbuhkan Harapan Warga Kulon Progo |
Kulon Progo – Desa Hargorejo di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, menjadi salah satu wajah keberhasilan program Reforma Agraria yang digagas oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Wilayah yang dulu dikenal dengan medan perbukitan dan keterbatasan akses, kini menjelma menjadi desa produktif dengan usaha gula semut sebagai tumpuan ekonomi masyarakat.
“Awalnya masyarakat sudah memproduksi gula batok dan gula semut, tapi terkendala pemasaran dan peremajaan pohon kelapa. Setelah ada pendampingan kerja sama BPN, warga kini punya arah yang jelas dan mampu mengelola usahanya secara mandiri,” ujar Alfia Fathul Hidayati, Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan (P2) Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta, yang turut mengawal pelaksanaan Reforma Agraria tahun 2022–2023.
Program Reforma Agraria yang dijalankan Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Kulon Progo tidak berhenti pada penataan aset melalui sertipikasi tanah tahun 2016 dan 2019. Program ini berlanjut pada penataan akses ekonomi masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah hingga dunia usaha. Kantah Kulon Progo membantu warga memperkuat kelembagaan kelompok tani, meningkatkan kapasitas produksi, serta mendorong sertifikasi organik produk gula semut.
“Dulu kami memproduksi gula batok dan gula semut secara pribadi, belum terorganisir. Setelah ada sosialisasi Reforma Agraria, kami dibimbing untuk memperkuat kelompok dan membangun kelembagaan. Sekarang kami bahkan sudah bisa ekspor,” tutur Sadiman, Ketua Kelompok Tani Gula Semut Nyawiji Mulyo.
Ia menambahkan, pendampingan dari Kantah Kabupaten Kulon Progo dan pihak swasta membuka wawasan petani agar dapat menembus pasar ekspor. “Dulu kami hanya jual ke pasar sekitar, sekarang sudah bisa kirim dua kontainer sebulan lewat kerja sama dengan PT Nira Lestari Internasional,” lanjutnya.
Lurah Hargorejo, Bekti Murdayanto, juga menegaskan bahwa Reforma Agraria membawa perubahan nyata bagi warganya, khususnya bagi 100 petani gula semut penerima manfaat program. “Program ini tidak hanya mengurus sertipikasi tanah, tapi juga mendampingi warga agar bisa mengelola potensi lokal. Gula semut kini jadi ikon desa kami karena mampu menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja,” ungkapnya.
Kini, Desa Hargorejo tak lagi sekadar dikenal sebagai desa di lereng perbukitan Kulon Progo. Dengan semangat gotong royong dan pendampingan berkelanjutan, Reforma Agraria terbukti bukan hanya tentang tanah, tetapi juga tentang menumbuhkan harapan, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat.
Redaksi Jejak Tanah ID

Posting Komentar untuk "Cerita dari Desa Hargorejo, Objek Reforma Agraria yang Menumbuhkan Harapan Warga Kulon Progo"