Cerita Petani Anggur Duyu Bangkit: Reforma Agraria Tak Hanya Soal Tanah, tapi Juga Kemandirian

Cerita Petani Anggur Duyu Bangkit: Reforma Agraria Tak Hanya Soal Tanah, tapi Juga Kemandirian

Palu – Cerita sukses Kelompok Tani Duyu Bangkit menjadi bukti nyata bahwa program Reforma Agraria tidak berhenti pada penyertipikatan tanah, tetapi turut mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Berawal dari lahan bekas tempat pembuangan sampah, kini kawasan tersebut menjelma menjadi kebun anggur produktif yang menumbuhkan harapan baru bagi warga penyintas bencana di Kelurahan Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah.


Perubahan besar itu tidak terlepas dari kolaborasi antara masyarakat dan Kementerian ATR/BPN. Melalui pendekatan penataan akses Reforma Agraria, Kantor Pertanahan Kota Palu menghadirkan berbagai bentuk pendampingan yang mencakup penyuluhan pertanian, pembukaan akses infrastruktur, pemberian bantuan sarana produksi, hingga fasilitasi pemasaran.

“Dulu kami cuma bisa bertahan hidup dari hasil kerja serabutan. Setelah Reforma Agraria masuk, kami tidak hanya punya tanah garapan, tapi juga arah untuk maju. Sekarang kami punya penghasilan tetap dari kebun sendiri,” ungkap Shamsul Alan (42), anggota Kelompok Tani Duyu Bangkit.

 

Kini, kelompok tersebut mengelola 13 titik kebun anggur dengan 13 varietas berbeda. Hasil panen mereka mampu mencapai Rp90 juta setiap kali panen, bahkan sebagian produk dikirim hingga luar daerah. Selain menjadi sumber ekonomi baru, Kampung Reforma Agraria Duyu Bangkit juga berkembang menjadi wisata edukasi pertanian yang ramai dikunjungi warga setempat maupun wisatawan dari luar kota.


Kepala Kantor Pertanahan Kota Palu, Pantoan Tambunan, menyebut bahwa kisah sukses ini merupakan hasil nyata dari sinergi berbagai pihak yang turut memperkuat pilar kemandirian masyarakat pascabencana.

“Kami di BPN berkomitmen tidak hanya menata tanahnya, tapi juga membuka akses pemanfaatannya agar benar-benar memberi dampak ekonomi. Duyu Bangkit adalah contoh bagaimana Reforma Agraria dapat mengubah kehidupan masyarakat dari ketidakpastian menjadi kemandirian,” ujar Pantoan Tambunan.

 

Pantoan menambahkan bahwa keberhasilan Kampung Reforma Agraria Duyu Bangkit telah menjadi model pemberdayaan yang menginspirasi daerah lain di Sulawesi Tengah. Ke depan, Kantor Pertanahan Kota Palu akan terus memperkuat peran Reforma Agraria dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor.


Kini, Duyu Bangkit bukan sekadar nama kampung, melainkan simbol bagaimana tanah dan semangat gotong royong bisa menjadi fondasi untuk menata kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.


Redaksi Jejak Tanah ID

Posting Komentar untuk "Cerita Petani Anggur Duyu Bangkit: Reforma Agraria Tak Hanya Soal Tanah, tapi Juga Kemandirian"